Kamis, 15 Maret 2012

Gizi Optimal Ibu, Sebuah Investasi untuk Bangsa

Perempuan, dalam hal ini seorang ibu memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan kualitas generasi penerus bangsa. Dengan kualitas sumber daya manusia yang mumpuni, maka sebuah bangsa akan menjadi besar. Jumlah penduduk yang besar sering kali disebut-sebut akan menambah beban bagi Negara, padahal jumlah penduduk yang besar tidak akan menjadi beban bagi bangsa apabila disertai dengan peningkatan sumber daya manusia berkualitas. Potensi dan kualitas sumber daya manusia ini dipengaruhi oleh kesehatan seorang ibu, bahkan sejak sebelum kehamilan belum dimulai.

pemantauan berat badan selama kehamilan
Status gizi sebelum kehamilan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas bayi yang akan dilahirkan. Wanita dengan status gizi dan kesehatan yang prima akan mampu melahirkan bayi yang sehat dan memiliki potensi kecerdasan yang optimal. Penelitian Yekta, dkk (2006) menyebutkan bahwa wanita yang memiliki berat badan kurang sebelum kehamilan memiliki potensi yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir yang rendah. Resiko bayi mengalami kematian juga akan meningkat. Selain itu, bayi juga akan lebih rentan terhadap serangan infeksi karena berat badan lahir yang rendah juga mengganggu sistem kekebalan tubuh bayi.

Bayi dengan berat badan yang rendah akan sangat rentan terserang penyakit kronis di masa dewasanya seperti diabetes mellitus, penyakit kardiovaskular, kanker, dan lain-lain. Dengan demikian, pada anak yang dilahirkan dengan berat badan yang rendah, masa produktif di kehidupannya pun akan berkurang. Anak yang dilahirkan dengan berat badan rendah pada usia anak-anak dan remajanya pun sangat rentan untuk mengalami stunting atau kurang gizi kronis yang ditunjukkan dengan tinggi badan yang kurang atau pendek. Pada anak-anak yang stunted atau pendek, perkembangan otaknya pun akan terganggu, sehingga sang anak tidak dapat mencapai perkembangan otak sesuai potensi yang dimilikinya. Hal ini tentu saja akan membuat anak kesulitan untuk bersekolah maupun mendapatkan pekerjaan dimasa depannya.

bayi dengan berat badan lahir rendah
Dampak-dampak tersebut diatas dapat dicegah dengan persiapan gizi yang baik sebelum kehamilan, selama kehamilan, dan setelah kehamilan. Persiapan kehamilan dapat dilakukan dengan mengkonsumsi suplemen tertentu seperti asam folat untuk menurunkan resiko terjadinya defek spina bifida dan tabung syaraf. Mayer, dkk, 2011 dalam buku Ilmu Gizi Menjadi Mudah menyarankan konsumsi suplemen asam folat yang dianjurkan adalah sebanyak 600 mcg per hari, dan sebaiknya mulai dikonsumsi sejak kurang lebih 2 bulan sebelum kehamilan hingga umur kehamilan mencapai 6 minggu. Selain itu,  mengusahakan status gizi yang optimal sebelum kehamilan juga harus menjadi perhatian yang serius bagi pasangan yang merencanakan kehamilan.

Sebaiknya, sebelum merencanakan untuk hamil, ibu mengukur Lingkar Lengan Atas atau LiLA maupun Index Massa Tubuh atau IMT untuk mengetahui kesiapan ibu untuk hamil. Perhitungan indeks massa tubuh dilakukan dengan membagi berat badan ibu (kg) dengan tinggi badan ibu dalam meter yang telah dikuadratkan. Sebagai contoh, bila ibu memiliki tinggi badan 160 cm dan berat badan 50 kg, berarti IMTnya adalah 50/(1,6)2 atau sama dengan 19,5 kg/m2

Ibu yang memiliki lingkar lengan <23,5 cm atau nilai IMT <19,8 kg/m2 memerlukan penanganan khusus dan peningkatan asupan sebelum kehamilan. LiLA dan IMT merupakan salah satu indikator ketersediaan cadangan makanan dari tubuh ibu bagi bayi. Seperti diketahui, pada awal kehamilan tidak jarang wanita hamil mengalami penurunan nafsu makan akibat mual, muntah, atau rasa terbakar di perut. Pada masa ini, asupan gizi ibu akan menurun, padahal di pihak lain ibu membutuhkan asupan gizi yang tinggi untuk memenuhi kebutuhannya dan kebutuhan janinnya. Adanya cadangan makanan yang cukup dalam tubuh ibu akan menjamin kecukupan zat gizi yang dibutuhkan bayi selama nafsu makan ibu menurun dikehamilan. Dengan demikian, perkembangan dan pertumbuhan janin bisa tetap berlangsung secara optimal walaupun nafsu makan ibu menurun. Seperti yang kita ketahui, trimester awal merupakan tahapan perkembangan otak janin. Cadangan makanan dari tubuh ibu yang cukup akan menjamin keoptimalan perkembangan otak janin.

Tidak hanya status gizi yang kurang, ibu dengan status gizi lebih atau obesitas juga memiliki resiko tinggi dalam kehamilannya. Obesitas sebelum kehamilan berpeluang menimbulkan resiko baik bagi ibu maupun bayinya. Sebire, dkk (2001), Schrauwer, dkk (2009), dan Leung, dkk (2008) dalam Choi, dkk (2011) menyebutkan bahwa ibu yang mengalami obesitas sebelum kehamilan lebih rentan mengalami komplikasi kehamilan seperti gestational diabetes atau diabetes yang terjadi selama kehamilan, pre-eklampsia, persalinan dengan operasi Caesar, perdarahan pasca melahirkan, infeksi luka, persalinan premature, dan Large for gestational age (LGA)atau kelahiran bayi yang terlambat dibandingkan usia kehamilan normal, serta fetal death in utero (FDIU) atau kematian janin dalam kandungan. Gale, dkk (2007) dalam Choi, dkk (2011) juga menyebutkan obesitas sebelum kehamilan mempengaruhi kejadian obesitas pada anak sebelum usia 9 tahun.

Penambahan berat badan pada kehamilan harus disesuaikan dengan status gizi sebelum kehamilan untuk mencegah terjadinya berbagai komplikasi, baik pada ibu maupun bayi. Pada status gizi kurang sebelum kehamilan (IMT <19,8 kg/m2), kenaikan berat badan yang disarankan hingga akhir kehamilan adalah antara 12,7-18,00 kg. Sedangakan untuk ibu dengan berat badan normal sebelum kehamilan (IMT 19,8-26,00 kg/m2) disarankan meningkatkan berat badan selama kehamilan antara 11,50-16,00 kg. Pada ibu yang memiliki IMT 26,00-29,00 kg/m2 atau overweight sebelum kehamilan sebaiknya penambahan berat badan hingga akhir usia kehamilannya berkisar antara 7,00 hingga 11,50 kg. Dan untuk ibu yang telah mengalami obesitas sebelum kehamilan (IMT >30 kg/m2), kenaikan berat badan hingga akhir kehamilan disarankan tidak lebih dari 7 kg.

kebutuhan gizi ibu hamil
Konsumsi makanan yang adekuat selama kehamilan juga diperlukan untuk memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan janin. Beberapa zat gizi yang kebutuhannya meningkat selama kehamilan, antara lain karbohidrat, protein, kalsium, zat besi, dan yodium.
-        Energi
Ibu hamil memerlukan tambahan energy lebih kurang 300-400 kkal/hari dari kebutuhan normal hariannya. Pada ibu hamil dengan aktifitas fisik yang tinggi maupun ibu hamil yang kurang gizi, penambahan energi ini akan lebih banyak lagi.
-        Karbohidrat
Konsumsi karbohidrat sebanyak 60-70% dari kebutuhan energi ibu. Karbohidrat didapatkan dari beberapa jenis makanan seperti nasi, jagung, mie, umbi-umbian, sereal, roti, dan lain-lain. Asupan karbohidrat yang cukup penting untuk menyediakan energy yang cukup untuk tubuh ibu dan janin, serta mencegah penggunaan protein sebagai sumber energy.
-        Protein
Kebutuhan protein selama kehamilan harus ditambah  sebanyak 10-15 gram dari kebutuhan normalnya. Peningkatan kebutuhan protein ini diperlukan untuk pembentukan organ dan pada janin.  
-        Kalsium
Attalah,dkk (2000)menyebutkan konsumsi suplemen kalsium selama kehamilan menurunkan resiko hipertensi dan pre-eklampsia pada kehamilan, berat badan lahir rendah, serta resiko hipertensi kronis pada anak. Konsumsi suplemen kalsium disarankan untuk wanita hamil yang beresiko tinggi, yaitu pada wanita hamil dengan asupan kalsium yang rendah atau bila pada populasi ditemukan banyak kejadian pre-eklampsia.  
-        Yodium
Penelitian Enkin, dkk (2000) menyebutkan pemberian yodium baik dalam bentuk suplementasi maupun fortifikasi selama kehamilan memberikan efek yang positif, diantaranya mencegah gangguan mental.
-        Zat besi
Konsumsi zat besi yang cukup diperlukan untuk mencegah terjadinya anemia pada kehamilan. Menurut badan kesehatan dunia atau WHO dalam Enkin, dkk (2000), anemia berat pada kehamilan berhubungan dengan berat badan lahir bayi yang rendah, kelahiran premature, dan peningkatan resiko kematian dan kesakitan pada ibu dan bayi. Hal ini terjadi karena pada anemia, pembentukan sel darah merah terhambat sehingga transpor oksigen untuk janin dan sel-sel tubuh ibu menjadi berkurang.

Dengan persiapan kehamilan yang matang serta asupan gizi yang baik selama kehamilan, kesehatan ibu dapat ditingkatkan, dan bayi yang dilahirkan akan sehat dan sempurna. Bayi yang sehat dan sempurna tentunya akan menjadi asset yang berharga bagi bangsa di masa depan. Tetapi tentunya usaha menciptakan generasi yang berkualitas tidak hanya berhenti pada masa kehamilan saja. Pemberian ASI eksklusif dan penerapan pola asah, asih, dan asuh yang baik oleh ibu juga merupakan faktor penting yang harus diperhatikan untuk memfasilitasi perkembangan dan pertumbuhan anak yang optimal. Anak yang tumbuh dan berkembang dengan optimal akan memiliki kesehatan dan kecerdasan yang memadai, yang menjadikannya manusia dengan sumber daya yang berkualitas, yang merupakan aset penting bagi sebuah negara.  

           http://nutrisiuntukbangsa.org/gizi-optimal-ibu-sebuah-investasi-untuk-bangsa/

Daftar Pustaka:
Enkin M et al. 2000. A Guide to Effective Care in Pregnancy and Childbirth, 3rd ed. Oxford University Press: Oxford.
Atallah AN, GJ Hofmeyr and L Duley. 2000. Calcium supplements during pregnancy for prevention of hypertensive disorders and related problems (Cochrane Review), in The Cochrane Library, Issue 3.
Choi, S.K., et al. 2011. The effects of pre-pregnancy body mass index and gestational weight gain on perinatal outcomes in Korean women: a retrospective cohort study. Reproductive Biology and Endocrinology 2011, 9:6
Mayer, et al; Alih bahasa, Linda Wijayanti. 2011. Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Yekta, et al. 2006. The effect of pre-pregnancy body mass index and gestational weight gain on pregnancy outcomes in urban care settings in Urmia-Iran. BMC Pregnancy and Childbirth 2006, 6:15 doi:10.1186/1471-2393-6-15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar